talk with ya

Pure Experience. Pure Written.


Hubungan yang berjuang dari NOL

 Here we go again… Talking about relationship again. Sebenarnya aku tidak terlalu tertarik membahas tentang hubungan asmara dan mungkin hal ini tidak terlalu penting untuk beberapa orang. But, here I am! I want to speak up tentang fenomena tulisan-tulisan atau postingan yang hampir setiap hari lewat dan terlihat, sengaja maupun tidak sengaja. Dan itu adalah tentang “Berjuang dari nol” Hei! Memang apa yang salah dengan hal itu?! Oke pertama aku akan luruskan dahulu wahai para pemuda mabuk asmara. Ini hanya buah pikiran yang aku tuangkan dan bisa jadi referensi berpikir, tentu tulisanku tidak dapat digunakan landasan berpikir utama hahaha… Memang siapa aku? Aku cuma mahasiswa yang bahkan belum mencapai usia kepala dua (saat tulisan ini dibuat) Aku speak up karena fenomena ini menjamur di kalangan muda sepertiku atau bahkan usia di bawahku, and yeah I want to talk about it.

Menjalin hubungan dari nol. It’s fine, oke-oke aja menurutku. Dengan catatan “menjalin hubungan” loh yaa… Bukan “mengikat hubungan”. Menjalin hubungan berarti masih di masa saling kenalan dan berusaha memahami satu sama lain, memahami visi misi hubungan ke depan, goals dia 5-10 tahun ke depan, dll. Atau istilah kerennya pacaran. Sedangkan “mengikat hubungan” artinya pernikahan, poin yang ini sudah jelaskan ya? Gak perlu dijelasin lagi. Menjalin hubungan dari nol? Why not? Para pria termasuk aku sendiri pasti setuju dengan perspektif “Aku akan mencari wanita yang mau diajak menjalin hubungan dari nol.” Nol yang aku maksud adalah secara finansial dan mental. Ingat! Nol loh ya… Bukan minus. Walaupun kalian para pria sudah berkecukupan seperti Nick Young di film Crazy Rich Asian atau sudah tidak nol lagi, kalian pasti juga tidak ingin cinta kalian hanya dilandasi oleh harta, bukan? Hal utama dari sebuah hubungan adalah dengan adanya unconditional love, alias cinta tanpa syarat. Kalian pasti ingin dong pasangan yang mau menerima kalian dari segala sisi, baik itu kelebihan maupun kekurangan. Kalian juga tidak boleh egois, ini juga berlaku sebaliknya. Kalian juga harus mencintai pasangan kalian tanpa syarat apapun. Kalaupun suatu saat fisiknya berubah dan hartanya tak lagi melimpah.

Di sisi lain dari sudut pandang perempuan. Semboyan Perempuan yang baik adalah perempuan yang mau diajak susah dan laki-laki yang baik adalah laki-laki yang tak membiarkan perempuannya hidup susah. Sangatlah umum didengar dalam masyarakat kita. Dan juga kalimat andalan perempuan ”Orang tuaku mati-matian berusaha bahagiakan aku dan kamu adalah orang asing yang datang di kehidupan aku, lalu tiba-tiba mengajakku hidup susah?” Oke… Di poin ini aku setuju dengan para perempuan. Untuk membangun rumah tangga dari nol? HELL NO! Kalau suatu saat kalian memutuskan untuk menikah/dinikahi kalian memang harus siap secara mental dan finansial. Karena aku yakin dari sekian banyak masalah dalam rumah tangga mayoritas terjadi karena tidak siapnya 2 hal tersebut. Tapi, untuk menjalin hubungan dari nol? Why not? Kalian bisa saling bertukar pikiran dan penyesuaian visi misi kedepan sebagai acuan mematangkan mental. Atau kalian juga bisa sama-sama menabung untuk modal membangun rumah atau menikah. Sweet isn’t? Kalian sebagai perempuan pastinya tidak mau menggantungkan hidup dari laki-laki pilihan kalian, bukan? –Hei kita sudah tidak memakai budaya patriarki disini… Kalian juga pasti tidak mau jika suatu saat diajak susah, bukan? Menemani di saat susah is a must, tapi “diajak” kata “diajak” seperti sebuah ungkapan kata kerja yang akan dilakukan dengan sengaja. Dengan kata lain pasangan kalian sebenarnya tahu kalau suatu saat ketika kalian bersama, kalian akan susah bersama. Kalian pasti tidak mau hal seperti itu terjadi, bukan? Oke aku akan memberikan sedikit saran. Satu-satunya cara agar kalian tidak hidup susah atau diajak hidup dari nol adalah Kalian juga tidak boleh berada di titik nol.

Maksudku, kalau kalian (para perempuan) punya mental yang dewasa dan pekerjaan yang jelas, punya cukup tabungan, punya pengalaman, dan memiliki pendirian disertai kepribadian yang mantap. Laki-laki yang melirik kalian juga bisa dipastikan adalah orang yang levelnya di atas kalian atau minimal setara dengan kalian. Kalaupun orang yang mencintai kalian tidak berada pada tingkat itu, aku yakin mereka akan berusaha memantaskan diri mereka agar layak bersanding dengan kalian. Laki-laki (atau bahkan semua manusia) punya rasa insecure nya tersendiri, jika mereka benar-benar menginginkanmu dan mereka benar-benar merasa layak denganmu pastinya mereka akan berupaya menyamakan posisi atau melayakkan diri mereka agar pantas untuk kamu cintai. Mereka akan berusaha untuk menunjukkan kepadamu bahwa “Ini loh aku, aku layak kok buat kamu. Aku bisa kok bahagiain kamu.” Intinya kalian (para perempuan) jika tidak ingin diajak hidup dari nol, kalian harus menyiasatinya dengan “Tidak berada dititik nol.” Jangan hanya seenaknya saja, masa’ kalau kalian tidak memiliki talenta, tidak punya skill, tidak ada pekerjaan, atau improvement. Berharap dilamar anak direktur utama Garuda Indonesia? Tidak masuk akal. Sekarang keluarlah dari delusi drama! Lalu buat perubahan yang nyata! Kearah yang lebih baik tentunya…

Stay positive and have a nice day for ya!



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *