talk with ya

Pure Experience. Pure Written.


Siluet

Aku teringat masa-masamu menggenggam tanganku erat. Mengucapkan beberapa kalimat yang selalu saja berhasil membuatku terpikat. Hingga akhirnya kita memilih untuk berserikat. Menjalin hubungan tanpa nama yang tak pernah terpikir akan tersekat begitu cepat.

Hari-hariku yang abu berubah menjadi penuh warna sejak pertemuan kita. Tak pernah sekalipun juga tetesan hujan bisa menghapus semua pusat bahagia.

Semuanya sirna dengan sempurna, tatkala tiba-tiba kau bilang tak lagi ingin bersua. Beberapa waktu tergulir dengan normalnya, hingga detik kesekian; detak jantungku mulai naik secara perlahan.

Aku tertipu dengan normal dalam prasangka. Kupikir, senyummu masih sama. Bahagiamu masih aku salah satunya. Ternyata tidak begitu. “Siapa pria dalam siluet profilmu itu?” Satu nama muncul dalam kepalaku. “Kenapa mendadak?”

Sepersekian detik setelah jantungku berhenti berdetak. Darah jernih tumpah ruah membasahi dua pipi yang dulu senang sekali kau singgahi. Tanganmu tidak lagi mengusap sumber luka di pelupuk mata kali ini. Kau hanya diam–enggan membalas pesan mengapa harus aku yang ditinggalkan.

Selepas memberi duka, kau pergi begitu saja meninggalkan hati yang sudah porak poranda penuh tanda tanya. Sayatan terus tergurat dimana-mana; membuatku tak ada kekuatan untuk tetap berdiri.

Bodohnya, setelah kau tinggalkan aku dengan pesan-pesan tak berbalas itu. Mataku terbuka lebar untuk melihat dengan benar dua bayangan yang saling bersandar. Berharap ada aku, namun tidak begitu.

Kau paksa aku menunggu,
Pesan singkat yang tak pernah terbalas itu.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *